Home » » Aku dan Ku

Aku dan Ku

Aku ceritakan tentang Aku dan Ku. Egoku sedang berhasrat untuk mengkacau-balaukan pikiranku. Bernafsu untuk mengalahkan Aku yang kini sedang berada dalam jurang. Aku berjalan menuju ketinggian, ke puncak pengasingan dan Aku terperosok kejurang. Benar! Bukan ketinggian, tapi jurang yang menakutkan. Aku harus menciptakan kembali sayap-sayap yang kini sudah hancur berkeping-keping. Dan terbang menuju ketinggian menggapai bintang. Aku harus berusaha mengalahkan ego yang kini menjadi musuh terbesarku. Aku harus jadikan egoku sebagai kehendakku, bukan kehendakku sebagai egoku.

Ketika Aku sudah menaklukan Ku, Aku harus mengendalikan angin. Angin yang berhembus perlahan bisa menjadi badai. Ini sangat membahayakan, kalau-kalau ada petir yang ikut berperan dan membuat situasi bergemuruh dan hujan pun menyerang dengan sangat marah membuat sayap-sayap ini tak bisa kembali bergerak. Angin yang mengerikan. Aku harus berteman dengan angin agar sayap-sayap ini bisa mengibas-ngibaskan dengan bebas. Terbang melayang di udara, di ketinggian. Aku sekarang tidak bisa melihat, pandanganku terhalang oleh awan atau kabut yang tebal. Ketika aku berada di ketinggian aku kehilangan kemanusiaanku. Kebebasanku merenggut nuraniku.

Saat Aku sedang asik terbang dengan bebas di ketinggian, terdengar jerit pesakitan di bawah sana. Suaranya begitu keras, merintih, menderu-deru kesakitan. Aku hanya bisa mendengar tapi tak bisa lagi melihat. Nuraniku memanggil kemanusiaanku: Aku harus turun ke lembah.

Aku patahkan sayap-sayap kebebasanku dan meninggalkan ketinggianku, yang kubutuhkan adalah kaki—kuat dan kokoh. Menarilah kaki-kakiku, jangan lupakan kepalamu agar kau bisa menari lebih indah. Kini aku kembali berjalan di lembah dan melupakan puncak ketinggian.


PENGETAHUAN

BERITA TERKINI